Ibuk Anting Solusi Terpadu Untuk Masa Depan Anak Sehat Di Lumajang

0
40

Lumajang, IP. News, Pemerintah Kabupaten Lumajang memperkenalkan inovasi Intervensi Nutrisi Tumbuh Kejar Berkelanjutan Atasi Stunting (Ibuk Anting) untuk menurunkan prevalensi stunting pada balita, yang tercatat sebesar 23,4% menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024. Program ini menghadirkan layanan gizi terpadu mulai dari posyandu, puskesmas, hingga rumah sakit dengan pendampingan komprehensif bagi setiap anak yang bermasalah gizi.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Lumajang dr. Rosyidah menerangkan bahwa Ibuk Anting adalah inovasi strategis untuk memastikan balita yang bermasalah gizi segera mendapatkan penanganan tepat.

“Pendekatan kami tidak hanya fokus pada pemberian makanan tambahan, tetapi juga pemantauan berkelanjutan agar tumbuh kembang anak optimal. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi semua pihak, terutama peran posyandu sebagai ujung tombak pelayanan di tingkat desa, serta keterlibatan keluarga dan tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit,” terang dia saat dikonfirmasi, Senin (22/9/2025).

Ia menambahkan, “Posyandu menjadi pusat deteksi dini dan pemberian intervensi gizi. Kader posyandu yang memahami kondisi lokal memiliki peran strategis, mulai dari mengidentifikasi balita yang berisiko hingga memastikan mereka menerima makanan tambahan dan pendampingan sesuai kebutuhan. Tanpa kerja aktif posyandu, program ini tidak akan efektif.”

Dalam kesempatan itu, dr. Rosyidah juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor: “Selain posyandu, kolaborasi dengan perangkat desa, organisasi masyarakat, dan keluarga penerima manfaat sangat menentukan keberhasilan. Melalui sinergi ini, balita yang bermasalah gizi dapat segera ditangani, dan edukasi gizi seimbang bisa tersampaikan ke seluruh lapisan masyarakat.”

Pelaksanaan program dimulai dari deteksi dini di posyandu, diikuti pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal hingga pangan olahan untuk diet khusus bagi balita yang memerlukan. Jika tidak ada perubahan signifikan, balita stunting diberikan pangan olahan sesuai resep dokter spesialis anak. Sistem ini didukung mekanisme rujukan daring dan luring melalui telekonsultasi antara puskesmas dan rumah sakit, sehingga kasus gizi buruk dapat ditangani cepat dan tepat.

Program Ibuk Anting menekankan pendekatan humanis dan kolaboratif. Keterlibatan masyarakat membantu edukasi gizi seimbang, praktik ASI eksklusif, dan kebersihan lingkungan, sehingga efektivitas program lebih maksimal. Balita, keluarga, dan masyarakat merasa terlibat langsung dalam upaya peningkatan gizi anak.

Efek jangka panjang dari Ibuk Anting diharapkan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Lumajang. Anak-anak yang tumbuh sehat memiliki kesiapan fisik dan kognitif lebih baik untuk bersekolah, berprestasi, dan kelak berkontribusi pada pembangunan daerah. Program ini juga mendukung target nasional menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada 2024.

Sebagai bagian dari ruang inovasi ASN, Ibuk Anting menunjukkan penerapan nilai BerAKHLAK, di mana ASN tidak hanya bekerja administratif, tetapi menghadirkan layanan publik yang langsung dirasakan masyarakat. Dalam posting di platform media sosial resmi KemenpanRB, Sabtu (20/9/2025), Ibuk Anting disebut sebagai salah satu RuangInovasi yang memberikan layanan responsif bagi kelompok rentan, khususnya balita dengan masalah gizi.

dr. Rosyidah menutup dengan pesan inspiratif: “Anak-anak adalah aset bangsa. Menurunkan stunting bukan sekadar mengejar angka, tetapi memastikan setiap anak tumbuh sehat dan produktif. Keberhasilan ini adalah hasil kolaborasi lintas pihak, terutama posyandu, keluarga, dan tenaga kesehatan. Bersama-sama, kita bisa membangun generasi yang lebih kuat dan sehat.” (N)


Kirim dari Fast Notepad

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here