Biaya Wisata Edukasi SMPN 1 Ngasem Rp 800 Ribu Dikeluhkan, Pihak Sekolah Tertutup Soal Rincian

0
142

Kediri, IP.News — Rencana wisata edukasi SMPN 1 Ngasem, Kabupaten Kediri menuju Candi Borobudur dan sejumlah destinasi sekitar menuai sorotan. Biaya partisipasi sebesar Rp800 ribu per siswa dinilai memberatkan sebagian wali murid, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Wali murid berinisial S menyampaikan keberatannya kepada redaksi.

“Rp800 ribu itu bukan jumlah kecil bagi kami. Anak saya ingin ikut karena semua temannya ikut, tapi kalau dipaksakan, kami keberatan,” ujarnya.

Ia juga menyesalkan minimnya transparansi biaya.

“Kami cuma tahu totalnya saja, tidak dijelaskan rinciannya. Jadi wajar kalau kami bertanya-tanya,” tambahnya.

Redaksi mencoba mengonfirmasi langsung ke pihak sekolah pada Kamis, 23 Oktober 2025, untuk meminta penjelasan soal rincian biaya, tanggapan atas keberatan wali murid, serta nasib siswa yang tak mampu membayar.
Namun, Kepala Sekolah dan panitia kegiatan yang diketahui berada di tempat menolak menemui awak media. Pihak redaksi akhirnya hanya diterima oleh Humas SMPN 1 Ngasem, Khoirul Anwar.

Pertemuan berlangsung singkat dan penuh ketegangan. Dengan nada tinggi, Khoirul menolak memaparkan rincian biaya.

“Pihak luar tidak berhak tahu soal itu. Cukup guru, siswa, dan wali murid saja yang tahu,” ucapnya keras.

Saat ditanya ulang mengenai keluhan orang tua yang merasa tidak mendapat penjelasan detail, ia menjawab,

“Kami sudah menyampaikan pada wali murid. Kalau ada yang belum tahu, mungkin belum sempat koordinasi.”

Namun ketika ditanyakan soal siswa yang tidak mampu membayar, Khoirul tak mampu memberi jawaban konkret. Ia hanya menyebut sekolah siap membantu, tanpa menjelaskan bentuk bantuan yang dimaksud.

Padahal, kebijakan yang disebut “tidak wajib” justru menimbulkan ketimpangan. Jika ada satu siswa yang tidak mampu ikut sementara teman-temannya berangkat bersama, dampak psikologisnya tidak bisa diabaikan.

Ketika hal itu disampaikan kepada pihak sekolah, tidak ada solusi jelas yang ditawarkan.
Naasnya saat jurnalis yang datang untuk meminta klarifikasi justru berulangkali diusir dari oleh Khoirul Anwar, tanpa alasan yang dapat diterima.

Kegiatan wisata edukasi sejatinya bertujuan memperluas wawasan siswa di luar kelas. Namun, tanpa keterbukaan dan kepekaan sosial, kegiatan semacam ini justru berisiko menimbulkan kesan diskriminatif dan mencederai nilai pendidikan itu sendiri.

Hingga berita ini diturunkan, SMPN 1 Ngasem belum memberikan klarifikasi resmi mengenai rincian penggunaan dana Rp800 ribu dan mekanisme bantuan bagi siswa yang tidak mampu.

Reporter: Rohmat Irvan Afandi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here