Oleh : Ponta Dewa Saktiawan
Mahasiswa S2 (MM), Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya
Pada era masyarakat digital, komunikasi manusia telah mengalami perubahan besar dalam hal kecepatan dan efisiensi. Internet telah menjadi sarana utama bagi orang-orang untuk berkomunikasi, berbagi informasi, dan terhubung dengan orang lain di seluruh dunia. Kemajuan teknologi dan akses mudah ke internet telah memungkinkan orang untuk berinteraksi dalam waktu nyata, terlepas dari lokasi geografis mereka.
Salah satu aspek penting era masyarakat digital adalah kecepatan. Pesan dan informasi dapat sampai ke penerima dalam hitungan detik, bahkan milidetik, melalui platform seperti email, pesan instan, media sosial, dan aplikasi perpesanan. Dengan begitu, komunikasi interpersonal menjadi lebih efisien, memungkinkan orang untuk mengobrol, berbagi ide, berkoordinasi, dan mengambil keputusan dengan lebih cepat daripada sebelumnya.
Namun, perkembangan ini banyak konsekuensinya. Salah satu fenomena yang mencolok adalah kemunculan iklan di dunia maya. Saat seseorang mengakses situs web, membuka aplikasi, atau berinteraksi di media sosial, iklan-iklan seringkali bermunculan di berbagai tempat. Hal ini terjadi karena model bisnis banyak platform digital bergantung pada pendapatan dari iklan. Iklan yang sesuai dengan minat dan perilaku pengguna disajikan untuk meningkatkan peluang interaksi dan akuisisi pelanggan.
Meskipun iklan bisa sebagai sumber pendapatan, jumlah iklan yang berlebihan dapat menyebabkan dampak negatif dalam pengalaman pengguna. Pengguna sering merasa terganggu oleh iklan-iklan yang terlalu banyak atau terlalu invasif, yang dapat mengganggu konten utama yang ingin mereka akses. Iklan-iklan tersebut juga bisa menjadi salah satu sumber penyebab adware, malware, atau penipuan daring, yang dapat membahayakan keamanan dan privasi pengguna.
Agar seimbang, antara kebutuhan bisnis dan pengalaman pengguna, beberapa platform telah mulai menerapkan pendekatan yang lebih berhati-hati dalam menampilkan iklan. Beberapa di antaranya menyediakan pilihan untuk membayar untuk menghilangkan iklan atau menggunakan model berlangganan tanpa iklan. Sementara itu, ada juga upaya untuk menyajikan iklan yang lebih relevan dan sesuai dengan preferensi pengguna, sehingga mereka lebih mungkin untuk melihatnya sebagai informasi yang berguna daripada gangguan.
Jadi, masyarakat digital telah mengalami perubahan besar dalam hal komunikasi yang cepat dan efisien. Namun, peningkatan jumlah iklan di dunia maya juga merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan dan dikelola dengan bijaksana. Platform digital dan pengiklan perlu selalu mengedepankan pengalaman pengguna yang positif dan menghargai privasi serta keamanan mereka, sambil mencari cara untuk tetap menghasilkan pendapatan yang berkelanjutan.
Ketika membuka berita atau situs media di era digital, seringkali pengguna dihadapkan dengan iklan yang muncul dalam bentuk video atau gambar yang mengisi ruang tampilan. Iklan-iklan ini bisa mengganggu pengalaman pembaca karena mereka harus menunggu sebentar sebelum dapat melewati iklan tersebut dengan mengeklik tombol “SKIP” atau “lewati”.
Ketika iklan ditampilkan, mata pembaca secara otomatis akan menangkap informasi yang ada dalam iklan tersebut, seperti jenis produk dan nama merk (brand). Meskipun pengguna hanya melihat iklan dalam waktu singkat sebelum melewati atau menutupnya, namun seringkali informasi tentang produk dan merk telah tertanam dalam pikiran mereka.
Ini berdampak pada pembentukan citra perusahaan atau company image. Company image adalah persepsi yang dimiliki oleh konsumen tentang suatu perusahaan atau merk berdasarkan informasi, pesan, dan interaksi yang mereka terima dari perusahaan tersebut. Ketika nama produk dan gambaran merk terlihat dalam iklan, itu bisa membantu menciptakan kesan tertentu di benak pembaca tentang perusahaan atau produk tersebut.
Misal, jika sebuah iklan menampilkan produk makanan dengan merek tertentu dan dilengkapi dengan desain visual yang menarik dan menggugah selera, pembaca mungkin akan membentuk persepsi positif tentang produk tersebut. Sebaliknya, jika iklan kurang menarik atau tidak sesuai dengan preferensi pembaca, itu bisa menciptakan kesan negatif.
Iklan dapat mempengaruhi pembentukan citra perusahaan atau produk di benak pembaca. Meskipun hanya ditampilkan sebentar sebelum diabaikan, informasi tentang jenis produk dan merk sering tertanam dalam pikiran pembaca. Iklan yang menarik dan sesuai preferensi dapat menciptakan persepsi positif, sementara iklan yang mengganggu atau tidak relevan dapat menyebabkan persepsi negatif.
Pengulangan iklan di media sosial juga dapat memperkuat kesan tentang produk atau merk, mempengaruhi keputusan pembelian di masa depan. Perusahaan dan pemasar perlu memastikan iklan relevan, menarik, dan positif, serta menghindari kejenuhan pada pengguna. Dengan pendekatan yang tepat, iklan dapat efektif membangun citra perusahaan yang baik dan meningkatkan kesadaran merek di kalangan konsumen. (*)