Salah Pergaulan di Alam Digital

0
135

Berbagai perilaku negatif akibat pergaulan di media social, kini banyak masalah di dalam keluarga. Tidak tanggung-tanggung, siami istri pun bisa cerai. Dua sejoli yang sudah merencanakan akad nikah dalam waktu dekat pun, berantakan dan bubar akibat salah pergaulan dalam dunia maya. Itulah sangat diperlukan awal peran orang tua dalam keluarga.

Peran orang tua juga sangat penting, terutama dalam menghadapi tantangan baru seperti pergaulan di media sosial. Anak-anak dan remaja, bahkan yang sudah dewasa pun nyaris butuh perhatian, Semua orang, baik tua muda maupun remaja mudah mendapatkan akses terhadap informasi dan komunikasi.

Di balik peluang yang disediakan oleh media sosial, tersembunyi juga ancaman yang dapat memengaruhi perulaku menyimpang dan emosional anak. Oleh karena itu, orang tua memegang peran kunci dalam memberikan perhatian dan pendidikan kepada anak-anak mereka. Ajari anak anak tentang cara berperilaku serta mengelola pergaulan di dunia digital.

Langkah pertama, orang tua harus memahami dunia digital itu sendiri. Banyak orang tua masih belum sepenuhnya memahami cara kerja media sosial dan dampaknya terhadap anak-anak. Agar dapat membimbing anak dengan baik, orang tua perlu mengetahui platform apa saja yang sering digunakan anak. Misalnya, Tik Tok, tweeter, Facebook, Instagram, dan lain lain.

Semua media social di atas sangat bepotensi risiko yang ada, seperti cyberbullying, konten tidak pantas alias pelecehan seksual (sexual harassment). Pelecehan seksual bisa berupa konten kata-kata yang mengarah pelecehan. Konten ini bisa memyebabkan penggunanya kecanduan dan ingin terus terusan.

Dua pakar dan peneliti dalam pendidikan, Hertlein dan Blumer (2013), membeberkan bahwa Teknologi, terutama media sosial, telah menciptakan ruang baru bagi perselingkuhan, yang mengarah pada meningkatnya kasus perceraian. Keterhubungan digital memfasilitasi perselingkuhan emosional dan fisik, serta menjadi faktor risiko utama dalam disfungsi hubungan keluarga.”

Jadi, jangankan anak anak remaja, orang dewasa pun sering kita jumpai berita negatif. Tidak sedikit perceraian suami istri akibat selingkuhan melalui media social. Bahkan, bisa saja dua sejoli yang sudah lamaran pun terpaksa gagal hanya karena media social. Itu sebabnya,peran orang tua sejak dini, dan orang tua itu sendiri sangat penting.

Menurut sebuah penelitian juga oleh Livingstone dan Helsper (2008), “Orang tua berperan penting dalam membantu anak-anak mengembangkan keterampilan literasi digital, yang mencakup kemampuan untuk menggunakan teknologi secara aman dan bertanggung jawab.” Mereka juga menekankan bahwa keterlibatan orang tua dalam dunia digital anak dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang risiko online serta cara mengatasi tantangan yang mengara ke perbuata egatif.

Diuraikan lebih lanjut oleh pakar dan peneliti pendidikan Livingstone dan Helsper, bahwa peran orang tua untuk lebih terlibat dalam aktivitas digital anak-anak mereka. Orang tua yang paham dengan teknologi dapat lebih mudah berdialog dengan anak tentang apa yang mereka temui di internet. Bahaya apayang akan menimpanya jika tidakdiaasi. Media social bisa menyebabka perilaku negatif jika konten kontenya berbau negatif.

Komunikasi adalah kunci dalam pendidikan keluarga, terutama terkait penggunaan media sosial. Orang tua harus membuat grup Wassap keluarga misalnya. Ini untuk membangun hubungan yang memungkinkan dengan semua anggota keluarga. Pantaulah setiap saat agar diketahui di mana dan sedang apa. Diskusi terbuka akan membantu anak-anak untuk tidak merasa diawasi secara berlebihan, tetapi lebih pada pendekatan bimbingan.

Orang tua bisa mulai dengan bertanya tentang apa yang menarik dari media sosial bagi anak mereka, siapa teman-teman online mereka, dan apa saja yag kamu kerjakan saat ini. Tanpa membiarkan mereka bebas selamanya. Dengan mendengarkan tanpa langsung menghakimi, orang tua bisa memahami pergaulan anak di dunia maya dan memberikan nasihat yang tepat Hal ini untuk menghindari perilaku menyimpang.

Selain komunikasi, penting juga bagi orang tua untuk menetapkan aturan yang jelas tentang penggunaan media sosial. Misalnya, batasi waktu yang dihabiskan di depan layar, tetapkan jam tertentu untuk menggunakan perangkat, serta tentukan batasan dalam berinteraksi dengan orang asing di media sosial. Orang tua juga bisa mendampingi anak dalam menggunakan media sosial,

Orang tua juga harus mengajarkan anak tentang etika digital. Anak-anak perlu memahami bahwa apa yang mereka lakukan di media sosial memiliki konsekuensi, baik positif maupun negatif. Ajarkan mereka tentang pentingnya menjaga privasi, tidak membagikan informasi pribadi secara sembarangan, serta menghormati orang lain dalam berkomunikasi secara online. Merupakan kesalahan besar jika orang tua tidak tahu di mana dan dengan siapa serta apa yang sedang dilakukan oleh putera puterinya.

Selain itu, orang tua perlu menekankan bahwa tidak semua yang dilihat di media sosial adalah benar atau positif. Anak-anak harus dilatih untuk berpikir kritis dan tidak mudah terpengaruh oleh konten yang tidak mendidik atau bahkan menyesatkan. (*)

Penulis : Dr. Drs. Djuwari, M.Hum President of International Association of Scholarly Publishers, Editors, and Reviewers (IASPER).
Associate Professor dan Dosen Bahasa Inggris, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here