
Pasuruan, IP.News — SDN Warungdowo I Kecamatan Pohjentrek kembali menunjukkan komitmennya terhadap pendidikan karakter dan pelestarian lingkungan melalui program inovatif bertajuk “Transformasi Sampah Organik Menjadi Komdaring dan POC (Kompos Daun Kering dan Pupuk Organik Cair)”. Program ini merupakan bagian dari tugas akhir Diklat Pembelajaran Mendalam 2025, sekaligus praktik nyata pembelajaran berbasis proyek dan lingkungan hidup.
Diprakarsai oleh Khusnul Khotimah, M.Pd, guru SDN Warungdowo I, program ini lahir dari keprihatinan terhadap menumpuknya sampah daun dan sisa makanan di area sekolah. Melalui pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning), sampah organik tersebut kemudian diolah menjadi dua produk bermanfaat: Komdaring dan Pupuk Organik Cair (POC).
Pembelajaran Mendalam yang Bermakna
Program ini tidak hanya berfokus pada pengolahan sampah, tetapi juga mengintegrasikan berbagai dimensi Profil Pelajar Pancasila, seperti penalaran kritis, kolaborasi, kreativitas, hingga kesehatan dan kemandirian.
Siswa belajar secara langsung tentang:
Perbandingan (rasio) dalam takaran pembuatan kompos dan POC
Proses pemilahan dan pengolahan sampah
Pembiasaan hidup bersih dan peduli lingkungan
Proses produksi hingga pemasaran produk hasil olahan
Aktivitas di lapangan menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan, karena siswa terlibat dalam pengumpulan bahan, pengolahan, pengecekan fermentasi, hingga proses packing dan bazar hasil produk.
Inovasi: Alat Pencacah Sampah Karya Guru SDN Warungdowo I
Salah satu kebaruan yang menjadi perhatian adalah hadirnya CAKSAM, alat pencacah sampah organik hasil rancangan guru SDN Warungdowo I.
Alat ini dibuat dengan pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) dan dirancang aman untuk digunakan anak. Lewat inovasi ini, siswa dapat mempercepat proses pencacahan daun dan batang pisang untuk bahan kompos.
Proses Pengolahan Komdaring dan POC
- Komdaring
Bahan yang digunakan:
Daun kering
Batang pisang
Tanah
Sekam/serbuk kayu
Air cucian beras
Setelah bahan dicampur sesuai perbandingan, campuran disimpan selama 2–3 minggu dalam kaleng bekas 20 liter. Siswa secara berkala memeriksa kelembapan untuk memastikan proses pembusukan berjalan optimal.
- Pupuk Organik Cair (POC)
Menggunakan bahan dari sisa makanan seperti kulit buah, nasi sisa, kulit telur, hingga sayuran.
Ditambah gula aren, air beras, dan EM4 untuk mempercepat fermentasi.
Fermentasi dilakukan dalam galon bekas selama 2–3 minggu.
Hasil Program
Dari pelaksanaan kegiatan ini, tercapai beberapa dampak positif:
Siswa mampu menentukan perbandingan bahan dengan tepat
Meningkatnya kesadaran siswa menjaga kebersihan lingkungan
Berkurangnya volume sampah organik di area sekolah
Munculnya kreativitas dan penalaran kritis dalam memecahkan masalah lingkungan
Hadirnya produk organik yang bisa dijual dan menjadi nilai tambah bagi sekolah
Bahkan, momen yang paling disukai siswa adalah bazar POC, di mana mereka belajar proses jual-beli secara langsung.
Pendukung, Tantangan, dan Rencana Lanjutan
Program ini berjalan berkat dukungan sekolah, orang tua, paguyuban, serta lingkungan sekitar. Namun, keterbatasan waktu, tenaga kebersihan, dan keberlanjutan kegiatan masih menjadi tantangan.
Ke depan, sekolah berharap program ini dapat berjalan konsisten dan menjadi gerakan berkelanjutan, sekaligus mendukung cita-cita SDN Warungdowo I menjadi Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi. (Redaksi)














