Ketua Pemenangan Paslon Nomor 3 Bonie-Bagus, Lebih Baik Fokus Pada Pemenangan, Jika Nanti Ditanggapi Kelihatan Baper Dan Naif

0
46

MADIUN, IP.News -Sukriyanto Ketua tim pemenangan Bonie-Bagus (Bonus), kepada awak media, di DPD Partai Golkar, jalan Majed Panjaitan, Banjarejo, Kecamatan Taman, Jawa Timur pada Minggu, 10/11/24 malam, mengatakan, tak perlu ditanggapi terkait adanya aduan dari tim sebelah ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Madiun.

Menurutnya berpolitik itu hal sudah biasa dan jangan terlalu baperan. Lebih baik fokus di masa injury time ini,” karena Bunus lebih baik menguatkan tim – tim dilapangan.

“Lebih baik mempertahankan calon pemilih kita yang jumlahnya 96 ribu dan itu bisa tambah,” terang Sukriyanto.

Jika kita menyikapinya hal hal yang sepele seperti ini, nanti malah kelihatan cengeng dan terlalu berlebihan jika kita disikapi.” Sekali lagi dalam kancah berpolitik jika kita terlalu menyikapi, nanti kelihatan baper dan naif,” ucapnya.

Terkait branding, saya rasa disetiap paslon mempunyai bandingan masing – masing. “Karena yang disampaikan dari tim di lapangan waktu tidak menyebut salah satu paslon. Yang terpenting yang menjadi titik poinnya disitu, tegas Sukri.

Terkait Bonus mengeklaim data 96 ribu, itulah yang terkonfirmasi. Jadi tim Bonus lebih baik mengamankan data yang kita pegang sampai ke hari H-nya,” tegas Sukriyanto.

Kepada semua konstasi politik ini, kita ciptakan situasi yang kondusif yang sudah terbangun selama ini di Kota Madiun. Paseduluran (Persaudaran) harus terjaga, karena ada istilah di Kota Madiun itu “Paseduluran Selawase” yang artinya menjalin persaudaraan selama – lamanya.

Nah itulah yang harus kita jaga selamanya,” karena dengan begitu kita bisa menjadikan Kota Madiun aman, damai dan kondusif. Dan insyaallah proses berdemokrasi seperti ini akan menciptakan demokrasi yang beradab,” terangnya.

Terkait hasil survei dari paslon sebelah, Bonus tidak perlu menangapi akan survei tersebut. Karena apa, misalkan Bonus surveinya sampai 65 persen, kita tinggal tidur saja, sudah aman dan akan menang. Jadi hasil survei tidak bisa menjadi tolak ukur karena ada maginerornya.

Terlebih lembaga survenya yang dipakai itu kredibel tidak, survei yang ditunjuk dari KPU apa bukan. Jika tidak memenuhi standar, hasil survei perlu kita pertanyakan, apakah sudah mewakili dari 50 pesen dari pemilih apa belum,” Pungkas Sukriyanto.

Pewarta : Erik

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here